Selasa, 28 Maret 2023

TANGGAL ATAU HARI Pakpak


Sebelum masuknya ilmu pendidikan atau biasa disebut shine , tentunya manusia jaman dahulu tetauj jp memiliki ide untuk mempermudah kegiatannya sehari hari . Baik dalam bekerja dan menentukan suatu masa atau waktu dan penanggalan hingga kurun waktu yang sangat lama . Mulai dari jam ,hari, bulan , tahun dan abad dan masih barjak lagi . 


‌Namun kali ini kita akan bahas proses atau cara yang dilakukan oleh suku pedalaman di daerah Pakpak di Sumatra Utara. Penanggaalan atau kalender Pakpak pada mulanya dihitung dari lobang sebuah tempurung yang sebelumnya telah dilobangi sebanyak 30 lobang. Setiap lobang diisi dengan seutas tali yang kemudian setiap hari tali tersebut ditarik sampai kemudian semua lobang kosong, dan seterusnya diisi kembali. Setiap penarikan tali dilakukan penyebutan harinya . Jika secara umum kita mengetahui penanggalen dinyatakan dengan angka, maka pada masyarakat Pakpak hanya dikenal nama hari saja, Saesuai dengan jumlah lobang sebanyak 30 maka hari dalam Pakpak terdiri dari 30 hari saja. 


 Berikut nama nama hari pada suku Pakpak antara lain : 


1. Adintia,2

 Suma, 3. Anggara, 4. Budaha, 5. Beraspati, 6. Cikerra, 7. Belah naik, 8. Adintia naik, 9

 Suma sibah, 10. Anggara sepuluh, 11. Budaha mengadep, 12. Beraspati tangkep, 13. Cikerra purnama, 14. Belah Purnama Tula, 15. Suma Teppik, 16. Anggara Kolom, 17. Budaha Kolom, 18. Beraspati Kolom, 19. Cikerra duapuluh, 20. Bellah Turun, 21. Adintia Anggara, 22. Sumani mate, 23. Anggara Bulubana, 24. Budaha selpu/meddem, 25. Beraspati Gok, 26. Samisara bulan mate, 27. Dalan bulan dan kurung. 28. Budaha selpu juga sering dinamakan budaha meddem, 29. sedangkan cikerra ada pula yang menyebut dengan cukerra. 30. Samisara bulan mate sering juga disebut dengan Samisara mate bulan.


Dari keseluruhan hari tersebut memiliki banyak arti secara tersendiri , biasanya dalam kebiasaan orang Pakpak hari tersebut akan dibagi lagi menjadi berapa bagian . Misalnya kalau ada yang ingin melakukan hajatan , misalnya pesta, membangun rumah, musim bercocok tanam , atau kegiatan baik lainnya . maka penanggalan akan dilihat kembali , dicocokkan dengan nama hari tersebut , dan hal ini juga sama dengan primbon pada Jawa atau di daerah Toba pada umumnya . Kepercayaan masyarakat adat Pakpak tetap menjaga warisan leluhur ini , dengan penuh harapan hajat yang akan dilaksanakan tidak mendapat halangan buruk . kendati demikian tidak sedikit pula yang sudah melanggarnya , seiring kemajuan teknologi. 


2. JAM


Dalam ukuran waktu secara internasional dan nasional diketahui bahwa satu hari dan satu malam terdiri dari masing-masing 12 jam. Dengan demikian satu hari satu malam adalah 24 jam. Sedangkan pada masyarakat Pakpak dalam satu hari dikenal (5) ketika dan satu malam juga (5) ketika. Satu hari satu malam adalah (10) ketika dimana jarak antara satu ketika dengan ketika lain adalah masing-masing 2 jam 14 menit. Ketika tersebut dinamai sebagai berikut : 

1. Keke Matawari. Terbit matahari , 

2. Rungrung gelang-gelang 

 3. Ceger Ari. 

4. Cibon = sore hari 

 5. Kandang Kerbo. Masa memasukkan kerbo ke kandang 

6. Tangkep Koden , merupakan habis jam masak dan Periuk sudah disimpan. 

 7. Sipeddem anak-anak , jam waktu anak anak tidur 

 8. Tengah berngin , atau biasa dibilang jam larut malam 

9. Takuak manuk sekali , kebiasaan ayam berkokok tengah malam 

10. Takuak menjejeri. Ayam berkokok dipagi hari 


Penyebutan ini cenderung diambil dari masa satu kegiatan atau peristiwa yang dilakukan sehari-hari, dan keadaan atau posisi mata hari. Pagi misalnya disebut keke matawari atau ketika matahari mulai bangkit dan terlihat, Kandang kerbo dimaksudkan masa untuk mengkandangkan kerbo, kemudian Tangkep koden dimaksudkan masa setelah selesai memasak nasi sehingga periuk sudah dicuci atau dibersihkan dan dibalikkan, atau sipeddem anak-anak dimana waktu ini dinamai sebagai masa anak-anak tidur. Demikian juga nama-nama lainya.


Demikian nama hari dan jam yang sering dilakukan masyarakat adat Pakpak yang terletak di Sumatera Utara dan Aceh . Semoga dengan mengetahui kebiasaan orang Pakpak kita lebih memahami Pakpak yang sebenarnya . Dan juga sebagai pembelajaran bagi generasi penerus suku Pakpak . Apa bila terdapat kesalahan , mohon diberi masukan dan saran dengan cara komen pada video ini . Dan jangan lupa jaga selalu kesehatan dan selamat menjalankan aktivitas, jangan lupa subscriber,like koman dan bagikan video ini . Kerna itu gratis agar lebih mendukung channel ini. 

Tonton juga videonya langsung : 



Lias ate 

Njuah njuah banya Karina . 

Minggu, 26 Maret 2023

Penanggalan dan perhitungan hari hari suku pakpak


Sebelum masuknya ilmu pengetahuan atau biasa disebut shine , tentunya manusia jaman dahulu tetap memiliki ide untuk mempermudah kegiatannya sehari hari . Baik dalam bekerja dan menentukan suatu masa atau waktu dan penanggalan hingga kurun waktu yang sangat lama . Mulai dari jam ,hari, bulan , tahun dan abad dan masih banyak lagi . 


Namun kali ini kita akan bahas proses atau cara yang dilakukan oleh suku pedalaman pulau Sumatra . suku Pakpak yang terletak di daerah kabupaten Pakpak Bharat , Dairi , Samosir , Humbahas dan Aceh Singkil . Penanggaalan atau kalender Pakpak pada mulanya dihitung dari lobang sebuah tempurung yang sebelumnya telah dilobangi sebanyak 30 lobang. Setiap lobang diisi dengan seutas tali yang kemudian setiap hari tali tersebut ditarik sampai kemudian semua lobang kosong, dan seterusnya diisi kembali. Setiap penarikan tali dilakukan penyebutan harinya . Jika secara umum kita mengetahui penanggalen dinyatakan dengan angka, maka pada masyarakat Pakpak hanya dikenal nama hari saja, Sesuai dengan jumlah lobang sebanyak 30 maka hari dalam Pakpak terdiri dari 30 hari saja. 


 Berikut nama nama hari pada suku Pakpak antara lain : 


1. Adintia,2

 Suma, 3. Anggara, 4. Budaha, 5. Beraspati, 6. Cikerra, 7. Belah naik, 8. Adintia naik, 9

 Suma sibah, 10. Anggara sepuluh, 11. Budaha mengadep, 12. Beraspati tangkep, 13. Cikerra purnama, 14. Belah Purnama Tula, 15. Suma Teppik, 16. Anggara Kolom, 17. Budaha Kolom, 18. Beraspati Kolom, 19. Cikerra duapuluh, 20. Bel lah Turun, 21. Adintia Anggara, 22. Sumani ma te, 23. Anggara Bulubana, 24. Budaha selpu, atau budaha mddem, 25. Beraspati Gok, 26. Samisara bulan ma te, 27. Dalan bulan kurung. 28. Budaha selpu = budaha meddem, 29. sedangkan cikerra = cukerra. 30. Samisara bulan ma te = Samisara ma te bulan.


Dari keseluruhan hari tersebut memiliki banyak arti secara tersendiri , biasanya dalam kebiasaan orang Pakpak hari tersebut akan dibagi lagi menjadi berapa bagian , Misalnya kalau ada yang ingin melakukan hajatan , pesta, membangun rumah, musim bercocok tanam , atau kegiatan baik lainnya . maka penanggalan akan dilihat kembali , dicocokkan dengan nama hari tersebut , dan hal ini juga sama dengan primbon pada Jawa atau di daerah Toba pada umumnya . Kepercayaan masyarakat adat Pakpak tetap menjaga warisan leluhur ini , dengan penuh harapan hajat yang akan dilaksanakan tidak mendapat halangan buruk . kendati demikian tidak sedikit pula yang sudah melanggarnya , seiring kemajuan teknologi. 


selanjutnya kita akan membahas tentang bagaimana masyarakat adat Pakpak menentukan masa waktu dalam kehidupan sehari harinya . 


Dalam ukuran waktu secara internasional dan nasional diketahui bahwa satu hari dan satu malam terdiri dari masing-masing 12 jam. Dengan demikian satu hari satu malam adalah 24 jam. Sedangkan pada masyarakat Pakpak dalam satu hari dikenal (5) ketika dan satu malam juga (5) ketika. Satu hari satu malam adalah (10) ketika dimana jarak antara satu ketika dengan ketika lain adalah masing-masing 2 jam 14 menit. Ketika tersebut dinamai sebagai berikut : 

1. Keke Matawari. Terbit matahari , 

2. Rungrung gelang-gelang, mungkin ini bisa disebut waktu pagi atau waktu duha . 

 3. Ceger Ari , matahari mulai panas  

4. Cibon = sore hari 

 5. Kandang Kerbo. Masa memasukkan kerbo ke kandang 

6. Tangkep Koden , merupakan habis jam masak dan Periuk sudah disimpan. 

 7. Sipeddem anak-anak , jam waktu anak anak tidur 

 8. Tengah berngin , atau biasa dibilang jam larut malam 

9. Takuak manuk sekali , kebiasaan ayam berkokok tengah malam 

10. Takuak menjejeri. Ayam berkokok dipagi hari 


Penyebutan ini cenderung diambil dari masa satu kegiatan atau peristiwa yang dilakukan sehari-hari, dan keadaan atau posisi mata hari. Pagi misalnya disebut keke matawari atau ketika matahari mulai bangkit dan terlihat, Kandang kerbo dimaksudkan masa untuk mengkandangkan kerbo, kemudian Tangkep koden dimaksudkan masa setelah selesai memasak nasi sehingga periuk sudah dicuci atau dibersihkan dan dibalikkan, atau sipeddem anak-anak dimana waktu ini dinamai sebagai masa anak-anak tidur. juga nama-nama lainya.


Demikian nama hari dan jam yang sering dilakukan masyarakat adat Pakpak yang terletak di Sumatera Utara dan Aceh . Semoga dengan mengetahui kebiasaan orang Pakpak kita lebih memahami Pakpak yang sebenarnya . Dan juga sebagai pembelajaran bagi generasi penerus suku Pakpak . Apa bila terdapat kesalahan , mohon diberi masukan dan saran dengan cara komen pada video ini . Dan jangan lupa jaga selalu kesehatan dan selamat menjalankan aktivitas, jangan lupa subscribe,like komen dan bagikan video ini . Kerna itu gratis agar lebih mendukung channel ini. 


Lias a te 

Njuah njuah banta Karina . 

Selasa, 21 Maret 2023

Peman Mbalu

 Peman Mbalu











15 Makna logo yang terkandung di Pakpak bharat

 


Pak pak Bharat berdiri sejak 28 Juli 2003 dan merupakan hasil dari pemekaran Kabupaten Dairi . pejabat sementara yang ditunjuk ialah Drs Tigor Solin . Berada di provinsi Sumatera Utara , Barat wilayah Utara berbatasan dengan kabupaten Dairi, timur berbatasan dengan kabupaten Samosir, selatan berbatasan dengan Tapanuli tengah dan Humbang Hasundutan dan barat berbatasan dengan Pemko Subulussalam dan Aceh Singkil . Pakpak Bharat terdiri dari 8 kecamatan dan 52 desa . 


Setiap negara , provinsi , kota madya dan kabupaten tentu memiliki ciri tersendiri yang tertuang didalam suatu logo . Unsur sketsa atau gambaran yang mewakili dari sebuah nama , baik nama perusahaan, lembaga atau Kelompok.  


Pada kesempatan ini kami tim histori Pakpak TV , memberi tahu kita semua arti logo yang sering kita lihat di kabupaten Pakpak Bharat yang menjadi simbol kabupaten Pakpak Bharat . Berikut pengulasannya : 

 

1. Bintang lima menggambarkan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bahwa masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat menjunjung tinggi nilai-nilai agama yang dianut sehingga walaupun berbeda agama dan kepercayaan namun tetap rukun dan damai serta saling hormat-menghormati.

Menggambarkan cita-cita dan harapan, bahwa masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat mempunyai visi dan misi yang tinggi melalui pemanfaatan segala sumber daya yang dimiliki.

2. Daun Kemenyan 28 helai menggambarkan tanah Pakpak Bharat sebagai lahan yang subur dan kemenyan adalah salah satu komoditas andalan yang ditekuni sejak dari nenek moyang dan dikembangkan sampai saat ini sebagai sumber pendapatan masyarakat.

Daun kemenyan 28 helai, menggambarkan bahwa Kabupaten Pakpak Bharat diresmikan pada tanggal 28 dan juga sekaligus Pelantikan Bupati yang pertama di Kabupaten Pakpak Bharat.

3. Motto (semboyan) Kabupaten Pakpak Bharat dalam Bahasa Pakpak disebut Bage ate rejeki bage tennah sodip mengandung makna bahwa masyarakat dalam setiap melakukan pekerjaan mempunyai keselarasan antara hati, jiwa, pikiran dengan perbuatan.

4. Bukit Barisan melambangkan keindahan panorama dan kekayaan yang terkandung di dalamnya serta menunjukkan bahwa wilayah geografi Kabupaten Pakpak Bharat berada di kaki bukit barisan (Delleng Sibarteng)

5. Segi lima di dalamnya rumah adat menggambarkan bahwa Suku Pakpak terdiri dari 5 Suak yaitu: Suak Simsim, Suak Keppas, Suak Pegagan, Suak Boang, dan Suak Kelasen yang di dalamnya ada Rumah Adat Pakpak sebagai tempat berlindung dan bermusyawarah.

Menggambarkan aktualisasi dari Sulang Silima (Perisang-isang, Perekur-ekur, Pertulan Tengah, Berru dan Kula-kula), yang merupakan sumber hukum adat budaya etnis Pakpak.

6. Rumah adat Pakpak sebagai tempat bermusyawarah (runggu) untuk merumuskan segala sesuatu yang akan dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pakpak.

7. Mejan menggambarkan bahwa suku Pakpak mempunyai kultur budaya yang tinggi dimana manusia mampu menunggangi Gajah yang berarti dekat dan menyatu dengan alam sekitar.

8. Rabi Munduk pisau ini biasanya digunakan perempuan Pakpak bila bepergian ke ladang dan digunakan sebagai alat untuk mengolah lahan dan juga berfungsi sebagai alat pelindung.

9. Melmellen di dalamnya bertuliskan Kabupaten Pakpak Bharat menggambarkan suatu bangunan dimana Melmellen berfungsi sebagai pondasi pertahanan agar tiang-tiang bangunan dapat menyatu dan berdiri kokoh, dan dapat juga diartikan dengan lahirnya Kabupaten Pakpak Bharat diharapkan dapat menyatu padukan segala potensi yang dimiliki untuk meraih kemakmuran dan keadilan.

10. Daun Gambir 7 helai menggambarkan bahwa tanaman gambir adalah produk spesifik unggulan dari Kabupaten Pakpak Bharat yang tidak dimiliki oleh daerah lain, dengan jumlah helai daun sebanyak 7 yang berarti bahwa Kabupaten Pakpak Bharat diresmikan pada Bulan 7 (Juli).

11. Bendera Pakpak yang tergambar dengan 3 warna (Merah, Putih dan Hitam) dan menunjukkan bahwa masyarakat Pakpak mempunyai keberanian membela kebenaran, kesucian dan kebersihan hati serta tidak mudah goyah dalam menghadapi tantangan.

12. Borgot sebuah rantai emas yang diartikan bahwa masyarakat Pakpak mempunyai jalinan tali yang kokoh dimana kekuatan yang satu adalah juga kekuatan bagi yang lain atau dengan arti lain “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”.

13. Koden Loyang (periuk) berbentuk jantung menggambarkan semboyan filsafat etnis Pakpak yang berasal dari keturunan yang sama. Kumarnaken Makne Lot Koden Mbelgah Ngo Asa Kita Makne Sada Mpanganan, Kumarnaken Bages Makne Mbelgah Ngo Asa Kita Makne Sada Rumah, yang artinya: karena tidak ada lagi periuk yang besar maka kita tidak makan bersama, dan karena besarnya rumah yang terbatas maka kita berpisah tempat tinggal.

14. Lapihen berupa buku bertuliskan aksara Pakpak yang berisi berbagai aturan hukum dan norma-norma sebagai acuan untuk penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam kehidupan masyarakat.

15. Rempu Riar pisau ini biasanya digunakan kaum lelaki Pakpak bila bepergian ketempat lain dan digunakan sebagai alat untuk mencari nafkah juga berfungsi sebagai alat pelindung.


Demikian paparan kami tentang logo kabupaten Pakpak Bharat, agar kita lebih tau dengan Pakpak dan menerapkan arti simbol Pakpak Bharat dalam kehidupan kita . 






Jumat, 17 Maret 2023

Pakpak kanibal . Makan orang .

Benarkah.? Kok bisa.? Bagaimana melakukannya.? Kalau mendengar suku pakpak, pikiran orang awam mungkin langsung tertuju dengan kepercayaan bahwa suku pakpak pemakan manusia. Kepercayaan ini memang sempat menyebar ke daerah lain, sehingga jika mendengar suku pakpak ada perasaan ngeri atau takut.

Apakah anda percaya ini..?

Saya lahir dan dibesarkan di lingkungan suku pakpak. Semenjak saya lahir belum pernah melihat saudara-saudara saya memakan daging manusia. Namun mengapa mitos ini sampai menyebar..?

Kalau orang yang tau banyak tentang budaya pakpak anda tanya apakah ini benar, maka jawabnya adalah tidak benar, hanya sebatas mitos. Yang mengatakan orang pakpak kanibal hanya orang yang buta tentang budaya pakpak, dan orang yang “bodoh” karena langsung mempercayai mitos tanpa menganalisis kebenaranny

a. Suku pakpak mendiami wilayah di propinsi sumatera utara. Wilayahnya berderet di sekitar pegunungan bukit barisan sehingga berladang (mertembak), berburu, mengolah kekayaan hasil hutan, beternak dan berdagang merupakan sumber kehidupan yang cocok. Sumber daya alam yang kaya menjadikan suku pakpak merasa damai mendiami wilayah ini.

Menurut sejarah, perdagangan dilakukan sampai ke daerah lain. Kota Barus merupakan jalur perdagangan yang sangat terkenal saat itu. Para pedagang dari eropa dan arab membeli produk-produk di tempat ini. Produk yang sangat unik, mahal dan langka adalah getah kemenyan yang sampai saat ini masih di budi dayakan oleh masyarakat.

Dari sini bisa di analisis, adakah waktu orang pakpak memakan daging saudaranya sendri karena kelaparan..? Tidakkah cukup kekayaan yang ada membuat hidup mereka sejahtera, kenyang dan damai..?

Saya pernah menjumpai seorang kakek berumur 80 tahun dan menananyakan tentang ini. Beliau Bermarga Tumangger satu marga asli suku pakpak. Beliau merupakan tokoh adat dan budaya yang di akui di daerah tersebut. Menurut beliau, pernah terjadi pertikaian akibat kedatangan perusuh yang ingin menguasai kekayaan suku pakpak. Hingga mereka melakukan perlawanan dan terjadi pertumpahan darah.

Satu diantara pejuang suku yang dijuluki Si Jago Moccak memiliki keterampilan Beladiri Moccak (Moccak = Beladiri Suku Pakpak yang mirip Silat) dan keberanian dan emosi yang tinggi berhasil membunuh musuh dan mengambil jantungnya dan langsung menggigit jantung tersebut (bukan ditelan). Tindakan ini membuat musuh lainnya terkejut dan lari kocar-kacir dalam ketakutan.

Dipihak musuh, ternyata kejadian ini menjadi buah bibir, yang ahirnya menyebar dari mulut kelmulut. Jantung yang malang ini lah menjadi awal mitos orang Pakpak adalah kanibal, pemakan daging manuasia. Padahal, sebenarnya kejadian yang kebetulan tersebut hanya luapan emosi Si Jago Moccak akibat ulah perusuh yang ingin mengusik ketenangan suku pakpak.


Tonton juga video kami 


Pakpak kanibal 



Legenda Eluh Beru tinabuna

 

Legenda Eluh Beru tinabunan


merupakan cerita rakyat pakpak yang turun temurun yang banyak diceritakan dari dahulu hingga sekarang . Namun banyak versi yang kita temukan , hampir disetiap masyarakat memiliki cerita yang sedikit berbeda , namun pada akhirnya tetap pada peristiwa kawin paksa .

Tanpa banyak basa basi , namun sebelum kita lanjutkan , jangan lupa subscribe, like dan command serta bagikan video ini , agar kita lebih semangat dalam mengupas sejarah Pakpak .

kita kisahkan cerita rayat ini. Dicertakan dalam oleh orang yang berdomisili dekat dari daerah tesebut , yaitu sahabat saya dahulu pak jokerta tumangger , pemuda dari ulu merah , tidak jauh dari  Eluh Beru tinambunen .  Eluh Beru Tinambunen berada diatas bukit tertinggi di pakpak Bharat yaitu delleng simpoon , jarak tempuh ke delleng simpoon dari Pakpak Bharat salak, sekitar sebelas kilo meter atau sekitar 1 jam perjalanan . Dari Medan sekitar 200 km , melalui sidikalang , kabupaten Dairi .

Awal kisah diceritakan oleh sahabat saya , ada sebuah perjudian dahulu berada di daerah kelasen salah satu suak Pakpak , terletak di daerah kabupaten Humbang Hasundutan . Dimana perjudian itu merupakan perjudian yang sangat besar . Dimana dari seluruh penjuru daerah datang kesana , dengan berharap kemenangan yang besar .

Disisi lain ada seorang gadis yang sangat cantik anak dari marga tinambunen yang bernama putri Mbettar daroh . Perempuan tersebut sangat merdu suaranya , dan sangat cantik orangnya . Sampai ketika siapa pun melihat perempuan tersebut pasti jatuh cinta . Jelas perempuan tersebut menjadi rebutan pemuda pemuda didaerah itu.

Kembali ke tempat perjudian. seluruh pemain sudah mulai panas , dan satu persatu pun pemain kalah dan hanya tersisa beberapa orang pemain . Dikisahkan bahwa pemain terakhir ialah antara marga Berutu dan marga tinambunen. Marga Berutu ini sangat kaya ,  dan bertambah kaya pula dia lagi semenjak perjudian itu, Hingga akhirnya marga tinambunen bapak dari putri pun kalah dan menyisakan hutang yang sangat banyak terhadap marga Berutu tersebut .

Namun hutang inilah yang menjadi sumber masalah , sehingga setiap Minggu si Berutu pun selalu datang menjumpai marga tinambunen tersebut ,  Tampa diduga ternyata putri Mbettar daroh itu ialah anak dari marga tinambunen tersebut . seketika mata siberutu pun tidak berkedip ketika melihat pesona putri marga tinambunen.

Namun demikian hutang tetaplah menjadi hutang , sehingga pada suatu saat kesepakatan pun terjadi . dikarenakan tidak bisa bayar hutang , ahirnya putri dari marga tinambunen pun diberikan sebagai bayar hutang judi mereka . Sungguh nasip yang sangat sedih , yang dialami putri marga tinambunen tersebut. Si tinambunen pun membujuk putri semata wayangnya untuk menikah dengan si Berutu.

Tapi putri dari tinambunen tidak mau , hingga dia pun menangis setiap hari . Karena tidak mau dinikahkan dengan orang yang dia tidak cintai , apalagi itu merupakan bayar dari hutang judi bapaknya .

Si Berutu pun tidak habis akal , diapun membayar orang untuk menggotong si putri tersebut dengan cara mencongkel papan tempat tidurnya , dengan jampi jampi si putri pun tidak bangun , seketika dia bangun ditempat peristirahatan dikaki bukit simpoon , siputri pun terbangun dan menangis sejadi jadinya , hingga bekas jatuhan air matanya pun terbentuk sebuah genangan air berbentuk sumur kecil .

Perjalanan tetap diteruskan sehingga sampailah merek di ulu merah rumah dari marga Berutu tersebut.  Pernikahan pun terjadi hingga akhirnya putri pun mengandung anak pertamanya .  malang nasip mereka ketika melahirkan anak dan ibunya putri tidak selamat dan meninggal dunia .

Sampailah kabar ini kepada bapak si putri marga tinambunen . Dia pun menangis dan menyesal telah menyetujui pernikahan mereka akibat dari terlilit hutang judi .

Begitulah Ahir dari cerita Eluh Beru tinambunen putri mbettar daroh . Sampai sekarang air itu tetap ada , tidak pernah habis dan tidak tau darimana mata air yang ada pada kubukan tersebut . Konon air tersebut sangat disakralkan warga sekitar karena dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit .

Pesan yang kita ambil dari cerita ini ialah , jangan pernah bermain judi , jangan menikahkan putri kita kepada orang yang dia tidak cintai .


Tonton juga pada video kami . 








Sabtu, 11 Maret 2023

Naga Jambe Ditanah Pakpak

 

Diawal kisah diceritakan , bahwa naga Jambe ialah seorang saudagar pedagang yang datang dari India , berniaga ke tanah Baros Pelabuhan kecil Barus, yang terletak di pantai barat laut provinsi Sumatera Utara menghadap ke Samudra Hindia yang luas. 


Naga Jambe ialah sebutan setelah di Pakpak , namun nama aslinya tidak kita ketahui masih dalam pencarian . Naga Jambe memulai perjalanannya dari Baros menuju Banua harhar , yang sekarang jambu Rea , kecamatan sempat rube Pakpak Bharat,  didomisili oleh marga Padang . 


Awal kisah naga Jambe mulai berniaga dengan memakai jasa marga Naibaho sebagai penerjemah bahasanya , mereka bertemu dibanua harhar , karena kedekatan mereka dengan marga Naibaho , sering Naibaho menyebut bahwa naga Jambe adalah anaknya . 


Setelah sekian tahun berniaga didaerah Baros dan pajak Banua harhar ( jambu Rea ) , sampailah mereka ke kampung tungtung batu kecamatan Silima pungga pungga kabupaten Dairi . 


Disinilah perjalanan cinta naga Jambe , sehingga naga Jambe pun jatuh hati kepada anak marga saraan , setelah naga Jambe menaruh hati kepada Beru saraan , mereka pun mantap untuk melanjutkan pernikahan , lalu pernikahan pun terjadi , dengan adat mereka pada jaman itu . 


Setelah pernikahan terjadi merekapun kembali ke Banua harhar , disana mereka merencanakan bermukim di sicike cike , karena memang letak geografis Sicike-cike sangatlah dekat dengan Banua harhar . Agar naga Jambe lebih mudah berniaga ke Banua harhar . Dari Pernikahan naga Jambe dan Beru saraan , lahirlah anak mereka Ujung , Angkat, Bintang dan satu Putri Bernama NANTAMPUK Emas . 

Setelah beberapa pulu tahun tinggal disicike cike , putra dan putri naga Jambe sudah mulai besar , malang tak dapat diduga untung tak dapat diraih , naga Jambe pun kembali menikah dengan putri raja Padang dari Banua harhar , pada masa itu berapa jauh jarak perjalanan yang harus ditempuh dengan berjalan kaki . Sehingga naga Jambe pun sudah jarang pulang kesicike cike . Setelah menikah Dengan Beru Padang mereka pun tinggal di Banua har har . 


Dari pernikahan naga Jambe dan Beru Padang , lahirlah anak mereka yang bernama : Capah , Kudadiri, Gajah Manik dan terakhir ialah sinamo . Namun naga Jambe tetap mehasiakan kalau Naga Jambe bapak dari Sipitu marga , ternyata punya istri selain Beru Padang .


Setelah dia mengumpulkan anaknya dan istrinya Beru Padang , naga Jambe pun berkata " anak di kampung Sicike-cike sana ada kluarga kalian , ada Abang dan kakak kalian , pergilah kesana , mendengar itu , Beru Padang istri naga Jambe pun kaget , namun istri kedua naga Jambe ini merupakan istri yang kuat dan tegar , walau demikian adanya , dia tetap mendukung kepada anaknya agar menjumpai keluarganya anak dari istri pertama. 



Maka dikemudian hari , istri naga Jambe pun mempersiapkan mereka agar berangkat menuju Sicike-cike, sementara itu berru Padang mempersiapkan oleh oleh untuk diberikan kepada saudara dan ibu mereka . 

Namun ditengah lelahnya perjalanan tersebut dan jauhnya jarak yang mereka tempuh, ke empat anak dari berru Padang itu pun mulai lelah , haus dan lapar , sambing mereka beristirahat, ada salah satu dari mereka penasaran dan ingin membuka bingkisan tersebut , namun sentak semua sepakat untuk membukanya , langkah terkejutnya mereka ketika melihat yang mereka bawa adalah makanan yang begitu lebat , sambil terheran mereka pun berkata , betapa mulianya ibu kita ini , walau hatinya sedang terluka , dia tetap sayang kepada orang yang akan kita jumpai ini kata mereka sambil membuka makanan tersebut satu persatu , namun dengan perasaan lapar mereka , begitu juga makanan yang sangat lejat ada didepan mereka , mereka pun memakan bekal tersebut , sampai habis , hingga meninggalkan tulang belulang saja . Sambil berkata mereka bilang " sudah tutup saja kembali bekal itu , lagian kita pun blm tau siapa yang mau kita jumpai , kata salah seorang dari mereka , lalu mereka pun melanjutkan perjalanan kembali , sesampainya di Sicike-cike mereka pun bertemu dengan berru saraan dan ke empat anak dan putrinya . Mereka pun memperkenalkan diri satu persatu , lantas mendengar pernyataan mereka , berru saraan pun sedih namun gembira , namun tanpa mereka sadari bakul makanan tersebut pun tetap diberikan kepada istri naga Jambe Beru saraan , dan betapa terkejutnya dia , bahwa ternyata yang dia lihat hanya tulang belulang makanan sisa dari makanan yang mereka makan tadi . Seketika neru saraan pun bersedih , dan diapun berdoa kepada sang pencipta alam semesta ini " oh le empung simende basa , kasa NGO bagen pengakapen Ken , bgi mo lejjana aku kipebelgah dukak en Karina , Keppe bagen mo roh bangku " Beru saraan pun berdoa sampai malam , tapi hal yg tidak disangkapun terjadi , dari air mata Beru saraan pun makin membesar dan membuat seluruh kampung banjir , hujan pun turun siang dan malam , dan ke empat anak itu pun dipaksa Beru saraan pulang , hujan semakin lebat dan tidak kunjung berhenti hingga 7 hari 7 malam lamanya , hingga banjir pun datang dan semua seisi kampung Sicike-cike pun mulai mengungsi menjauh dari kampung tersebut . Banjir pun terjadi hingga sidikalang dan parongil . Dan Beru saraan pun menghilang bersamaan dengan terbentuknya pea / danau Sicike-cike, danau di atas perbukitan . 


Mereka pun terus berjalan , pada akhirnya mereka pun sampai di Pasar lama , disinilah awal mula kota sidikalang . 


Naga Jambe part III



Naga ajambe part II



Naga Jambe part I


Jumat, 10 Maret 2023

Urutan Marga Pakpak


 DERETAN MARGA YANG ADA DI SUKU PAKPAK


1. Anakampun

2. Angkat

3. Bako

4. Bancin

5. Banurea

6. Berampu

7. Berasa

8. Beringin

9. Berutu

10. Bintang

11. Boangmenalu

12. Capah

13. Cibro

14. Dabutar

15. Gajah

16. Gajah Manik

17. Kabeaken

18. Kesogihen

19. Kaloko

20. Kombih

21. Kudadiri

22. Lembeng

23. Lingga

24. Maha

25. Maharaja

26. Manik Kecupak

27. Manik Pegagan

28. Matanari

29. Meka

30. Maibang

31. Mungkur

32. Munthe

33. Padang

34. Padang Batanghari

35. Pardosi

36. Pasi

37. Penarik

38. Pinayungan

39. Sigalingging

40. Sagala

41. Sambo

42. Ujung



demikian dari kami, siapa tau ada marganya disini kasi komentar , dan tidak masuk daftar mohon dicomentar demi maju dan berkembang budaya kita ini . 




Legenda Sicike-cike


 Pea Sicike-cike terdiri dari 3 buah danau yang merupakan Taman Wisata Alam (TWA) sekarang ini . Pea Sicike-cike bukanlah pea dalam ukuran relatif kecil sebagaimana umumnya dikenal masyarakat, sehingga sebenarnya lebih tepat disebut Danau Sicike-cike. Secara administratif, TWA Sicike-cike termasuk Desa Pancur Nauli, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Pada umumnya keadaan topografi lapangan TWA Sicike-cike sebagian bergelombang berat dan sebagian bergelombang sedang dan ringan, dengan ketinggian antara 1.500-2.000 m dpl (www.dairikab.com).


Cike adalah nama sejenis tumbuhan yang banyak dipakai menjadi bahan untuk membuat tikar dengan cara menganyamnya walaupun hasilnya agak kasar. Cike ini tumbuh di tanah yang berair, pinggir sungai atau rawa-rawa. Di sekitar Danau Sicike-cike banyak tumbuh Cike ini, maka Danau tersebut dinamakan Danau Sicike-cike. Dulunya ada juga kampung di sana, sehingga disebut kuta Sicike-cike.


1. Legenda Danau Sicike-cike

Menurut versi R.U.S. Udjung, diceritakan bahwa kuta Sicikecike terdiri dari 5-6 rumah sesuai dengan kebiasaan di kampung Pakpak, yaitu “uga satu bale”, yang dibangun menurut arsitektur Pakpak dengan beratap ijuk aren disertai tiang kayu bundar besar. Dinding dan lantai terbuat dari papan tebal kira-kira 2 inci, berkolong antara 1,5 - 2 meter tanpa menggunakan paku besi. Rumah-rumah ini biasanya dihuni 6 sampai 8 keluarga, maka kuta Sicikecike bisa dikatakan lumayan besar dan ramai pada zaman itu. Kuta Sicikecike ini dipimpin oleh seorang raja bernama “Raja Naga Jambe” yang memiliki 2 orang istri yaitu berru Saraan dan berru Padang.

 

Dari berru Saraan, Raja Naga Jambe memperoleh 3 orang anak, yaitu: Raja Udjung, Raja Angkat, dan Raja Bintang. Sedang dari berru Padang, Raja Naga Jambe memperoleh 4 orang anak, yaitu: Raja Capah, Raja Gajah Manik, Raja Kudadiri, dan Raja Sinamo ( Sipitu Marga ) , mulanya Seisi kampung hidup rukun dan damai serta berkecukupan sandang dan pangan oleh karena memang tanah di sekitarnya luas dan subur, sehingga menghasilkan panen yang melimpah.


Suatu hari Raja Naga Jambe menanam padi dan semua penduduk kuta Sicike-cike meninggalkan kampung pergi ke ladang Raja Naga Jambe sebagaimana kebiasaan di kampung itu yang saling bantu-membantu. Hanya satu orang yang tinggal di kampung, karena sudah uzur dan sakit-sakitan, sehingga tidak mampu membantu lagi, yaitu berru Saraan, isteri pertama Raja Naga Jambe. Menurut kebiasaan, makanan orang yang bekerja dimasak di ladang, sedang makanan untuk orang yang ditinggal di kampung, yaitu untuk berru Saraan, diantarkan dari ladang. Siang harinya berru Saraan berharap makanannya diantarkan untuk makan siang, tapi ternyata sampai sore hari tidak ada makanan diantarkan yang membuatnya lapar sekali dan perutnya melilit.


Berru Saraan sangat sedih, karena merasa tidak diperdulikan, sehingga mulailah airmatanya menetes. Diusapnya kucing yang berada di pangkuannya yang menjadi temannya di rumah sambil menyampaikan kesedihannya kepada Tuhan. Konon, tiba-tiba langit yang tadinya terang mendadak berganti gelap oleh awan tebal dan hujan deras pun turunlah bersama petir dan guntur sambung-menyambung. Kemudian kuta Sicike-cike mulai tenggelam oleh air bersama berru Saraan dan kucingnya hingga menjadi danau, yaitu Danau Sicike-cike.

Setelah kejadian itu, dalam kesedihannya, mereka semua berpencar mencari daerah untuk tempat tinggalnya masing-masing. Raja Naga Jambe bersama ketiga anaknya dari berru Saraan, yaitu: Raja Udjung pindah ke daerah kota Sidikalang sekarang, tepatnya di persimpangan jalan Pasar Lama ke Kuta Kalang Simbara, Raja Angkat pindah ke kuta Sidiangkat, sedang Raja Bintang pindah ke kuta Tambun dan kuta Bintang. Inilah sebabnya, maka kuta yang lama diberi nama “Kuta Sitellu Nempu”, karena dihuni oleh ketiga kakak-beradik tersebut.


Anak Raja Naga Jambe dari berru Padang pindah ke tempat berlainan, yaitu: Raja Capah pindah ke sekitar kuta Bangun, Raja Kudadiri pindah ke sekitar kuta Sitinjo sekarang, Gajahmanik pindah ke kuta Binara (sekarang Sungai Raya). Sedang Raja Sinamo pindah ke sekitar Tinada-Parongil di daerah Pakpak Simsim sementara mereka sendiri berasal dari daerah Pakpak Keppas. 


Sebagian marga Capah pindah dari kuta Bangun ke kuta Lae Meang dan sebagian marga Kudadiri pindah dari kuta Sitinjo ke kuta Keneppen (sekarang Kuta Imbaru). Meskipun sudah berpisah, tapi ketujuh marga ini tetap mengakui kuta Sicikecike sebagai asal mereka yang dibuktikan dengan cara melakukan ziarah bersama-sama (Udjung, 20..:1-4).


2. Taman Wisata Alam Sicike-cike

Tiga danau di TWA Sicike-cike sangat luar biasa cantik topografinya dan eksotis. Danau ini merupakan hulu 3 buah sungai yaitu Lae Pandaroh, Lae Simblin, dan Lae Mbilulu. TWA Sicike-cike ini tidak jauh dari Taman Wisata Iman yang berada sekitar 7 km dari kota Sidikalang. Bahkan Lae Pandaro yang berhulu di Danau Sicike-cike mengalir melintasi Taman Wisata Iman.


Keadaan vegetasi di TWA Sicike-cike merupakan hutan hujan tropis pegunungan dengan jenis-jenis tumbuhan antara lain : Samponus bunga (Dacrydium junghuhnii), Kemenyan (Styrax benzoin), Kecing (Quercus sp) dan Haundolok (Eugenia sp). Di samping itu terdapat juga beberapa tanaman hias seperti anggrek hutan dan kantong semar (Nephentes spp.). 


Gagatan harimau, rotan dan beberapa jenis pakis, paku-pakuan serta liana juga masih ditemukan tumbuh dengan baik di dalam kawasan ini. Oleh karena banyaknya anggrek tumbuh di daerah sekitar danau ini yang diperkirakan sekitar 112 jenis anggrek, maka ada yang menyebutnya sebagai surga anggrek.


Beberapa jenis satwa yang dapat dijumpai di sana antara lain beruang madu, kambing hutan, harimau, babi hutan, itik liar, siamang, burung enggang, musang dan rusa. Satwa-satwa yang mudah dijumpai adalah jenis burung dan serangga, terutama kupu-kupu. Sementara di dalam danau Sicike-cike, satu-satunya ikan yang dapat ditemukan ialah ikan gobi. Ikan gobi ini berwarna kemerahan dan konon dapat dijadikan obat.


Hutan wisata Sicike-cike, dengan potensi flora dan fauna, dapat dijadikan sebagai laboratorium penelitian hutan, karena kawasan ini menyimpan dan menjadi habitat puluhan bahkan mungkin ratusan koleksi keanekaragaman hayati (khususnya tumbuhan) yang merupakan khas daerah tersebut (endemik). TWA Sicike-cike inipun bukan tidak mungkin juga menyimpan beragam tanaman obat-obatan yang bisa dijadikan sebagai alternatif pengobatan secara tradisonil. Untuk itu masih perlu dilakukan penelitian secara khusus (berbagai sumber).


Akhirnya, legenda Danau Sicike-cike bisa saja merupakan cerita tentang sebuah peristiwa alam maupun suatu peristiwa lain yang terjadi, namun perlu pengkajian agar lebih tau kebenarannya, dan dari cerita sicike cike dapat kita kutip hikmah yang luar biasa, perlunya kita selalu ingat orang tua , kebanyakan kita selalu ingat orang tua ketika kita susah , tidak sedikit orang yang durhaka kepada orang tuanya seperti kisah Malin Kundang dari tanah Minang. bagaimanapun


 orang tua tersebut , dialah yang melahirkan kita , rawatlah mereka, seperti kala mereka membesarkan dan mengajari kita dalam semua kebaikan. dan yang sudah tiada doakan mereka , semoga Allah mengampuni dosa kita semua. 

 kesimpulannya ialah bahwa Danau Sicike-cike merupakan kampung asal ketujuh marga Ujung, Angkat, Bintang, Capah, Kudadiri, Gajahmanik, dan Sinamo.


http://sopopanisioan.blogspot.com

Tonton Video kami dibawah ini : 



Selasa, 07 Maret 2023

Asal Usul Marga Manik Pakpak

sejarah keturunan marga manik Pakpak, dan kaitannya dengan mpu bada .ah Njuah 

Histori PAK PAK tipi

Mengulas sejarah dan budaya Pakpak , yang harus kita jaga, dan dilestarikan.

sebelum kita masuk ke cerita selanjutnya, jangan lupa laik, suskreb, Coman dan bagikan vidio ini, demi berkembangnya cenel ini . 


Manik merupakan salah satu marga terbanyak dan tertua di suku Pakpak , dimana mereka saat ini mendiami Tuppak , kecamatan pergetteng getteng sengkut sebagai tanah Ulayat mereka. Namun perlu bagi kami histori pakpak chanel menceritakan sejarah ini. Agar kita lebih tau dan mencintai budaya Pakpak ini .

 

Selama ini pihak keturunan Raja Borbor, ataupun yang lebih kecilnya lagi keturunan Silau Raja dari Toba. selalu mengklaim bahawa semua marga yang berbunyi Manik entah dari Toba, Damanik di Simalungun, Karo-Karo Manik di Karo, dan Manik di Pakpak Dairi, seakan-akan membuat sebutan “manik” adalah Hak Ekslusif dari pihak Toba semata.


Diceritakan dalam Sejarah Pihak Pakpak. asal mereka adalah dari India Selatan, yaitu dari Indika Tondal ke Muara Tapus dekat Barus, lalu berkembang di Tanah Pakpak dan menjadi Suku Pakpak. Pada dasarnya mereka sudah mempunyai marga sejak dari negeri asal, namun kemudian membentuk marga baru yang tidak jauh berbeda dengan marga aslinya.


Tidak semua Orang Pakpak berdiam di atas Tanah Dairi, namun mereka juga berdiaspora, meninggalkan negerinya dan menetap di daerah baru.


Sebagian tinggal di Tanah Pakpak dan menjadi Suku Pakpak “Situkak Rube” , "Sipungkah Kuta” dan “Sukut Ni Talun” di Tanah Pakpak.


Sebagian ada pergi merantau ke daerah lain, membentuk komunitas baru, dia tahu asalnya dari Pakpak dan diakui bahwa Pakpak adalah sukunya, namun sudah menjadi marga di suku lain. Ada juga yang merantau lalu mengganti Nama dan Marga dengan kata lain telah mengganti identitasnya.

Diceritakan bahwa Nenek Moyang awal Pakpak adalah Kada dan Lona yang pergi meninggalkan kampungnya di India lalu terdampar di Pantai Barus dan terus masuk hingga ke Tanah Dairi,dari pernikahan mereka mempunyai anak yang diberi nama HYANG (HIYANG) adalah nama yang dikeramatkan di Pakpak.

Hyang pun besar dan kemudian menikah dengan Putri Raja Barus dan mempunyai 7 orang Putra dan 1 orang Putri yaitu :

1) Mahaji

2) Perbaju Bigo

3) Ranggar Jodi

4) Mpu Bada

5) Raja Pako

6) Bata

7) Sanggar

8) Suari (Putri)


dari sini kita ketahui, Pada urutan ke 4 terdapat nama Mpu Bada,Mpu Bada adalah yang terbesar dari pada saudara-saudaranya semua,bahkan dari pihak Toba pun kadangkala mengklaim bahwa Mpu Bada adalah Keturunan dari Parna dari marga Sigalingging, sedangkan pada sejarahh sudah jelas-jelas bahwa Mpu Bada adalah anak ke 4 dari Hyang, maka perlu hati-hati jika memperhatikan pembalikan fakta sejarah yang sering dilakukan oleh Pihak Toba dewasa ini.


Anak Sulung Mahaji mempunyai Kerajaan di Banua Harhar, yang mana saat ini dikenal dengan nama Hulu Lae Kombih Kecamatan Siempat Rube.


Parbaju Bigo pergi ke arah Timur dan membentuk Kerajaan Simbello di Silaan,saat ini dikenal dengan Kecamatan STTU Julu.


Ranggar Jodi pergi ke arah Utara dan membentuk Kerajaan yang bertempat di Buku Tinambun dengan nama Kerajaan Jodi Buah Leuh, dan Nangan Nantampuk Emas, saat ini masuk Kecamatan STTU Jehe. Mpu Bada pergi ke arah Barat melintasi Lae Sinendang lalu tinggal di Mpung Si Mbentar Baju

 Raja Pako pergi ke arah Timur Laut membentuk Kerajaan Si Raja Pako dan bermukim di Sicike-cike.


Bata pergi ke arah Selatan dan menikah kemudian hanya mempunyai seorang Putri, yang menikah dengan Putra Keturunan Tuan Nahkoda Raja. Dari buah pernikahan tersebut menurunkan marga Tinambunen, Tumangger, Maharaja, Turuten, Pinanyungen dan Anak Ampun.


Sanggir pergi ke arah Selatan tp lebih jauh daripada Bata dan mmbentuk Kerajaan di sana, dipercaya menjadi nenek moyang marga Meka, Mungkur dan Kelasen.


Suari Menikah dengan Putra Raja Barus dan memdiam di Lebbuh Ntua.


Maka Manik keturunan dari Mpu Bada dimana dulu semua marga adalah sebutan, yang mempunyai 4 orang anak yaitu :


1. Tondang


2. Rea , sekarang menjadi Banurea


3. Manik


4. Permencuari yang kemudian menurunkan marga Boang Menalu dan Bancin.


demikian sejarah singkat ini kami sajikan untuk kita semua , semoga tuhan menjaga dan melindungi kita semua. dukung terus canel kami histori Pakpak tipi , suskreb, laik , komen dan bagikan , kerna itu gratis, demi maju dan berkembang suku Pakpak yang kita cintai ini. 





 

Sumber Pakpak Bharat

LIRIK LAGU LAE SIMENGGO

 Voc: Trio Simervara

Oh Lae Simenggo

Lae Simenggo simende

Lea pengkailenki

 i Perliliten kutangki


##

Kuta Sikettang Kesogihen 

dekket Sienem Kodin i

Merdemu mi Lae Rambe i

 lebbuh si Meka Mungkur i


Ref. 

Oh Lae Simeggo diloken mo pengisimi

Asa mrsada roka lako membangun lebbuhna i

Bage sidok ni pemerentah

Mersipekade biding duruna da Nange


Mrsora mo sampuren sini embus angin i delleng

Mella ‘ku enget i Nange puas ngo teddoh ki Nange


Video Karaoke Lae Simenggo





MATA MADA TERPEDDEM




Mata mada terpeddem 

soh mo Mi mbages berngin

Kudilo 

kutenggo ngo ko turang


#

Sada ari mada jumpa 

soh mo niakap teddohna

Nipernipiken 

kumerna nteddoh aku turang


Reff

Keppe bagendari 

kono ipaksaken Kenah 

saut saut 

 mendahi impalmu sibeak i


O... o... o...

o... O...O...


Tading tading tading mo aku si mali – ali

Tangis tangis tangis mo aku sigennep ari


O... o... o...

O...o...o...

Padan o padan 




Senin, 06 Maret 2023

Pogos Tapi Setia



Cipt. Arles Manik


Kono berru si beak

Aku anak simpogos

Bagi deng ma turang

Oda sikkola


Kono berru mahangga

Aku anak Merlea

Bagi deng ma turang

Perkuta kuta


Ulang mo dokken turang

Ngkelleng atemu bangku

Ulang mo bain turang

Harapen palsu


Mbue ni harta turang

Mberru ni rupa impal

oda ngo i turang

Sikutulusi


Lotin mo ia mpogos

Tapi setia

Mangan menggugut sira

Sennang atengku


Meddem belagen legging

Lolo atengku

Meddem i babo tilam

Merbantalken dori


Oda ngo harta turang

Kunci bahagia

Oda ngo rupa impal

Sikutulusi







GerGa Okiran pakpak

 

GerGa Okir
























Tonton juga vedo kami tentang GerGa Pakpak







Minggu, 05 Maret 2023

Bergin EN

Cipt . Esron kaloko



 #

Berngin en mak terpeddem matangku

Mernenget ko sambing Turang

Berngin en mak terpeddem matangku

Mernenget ko sambing Turang


Kade ngo ndia dalan ngkelleng atemu

Taba aku le Turang

Kade ngo ndia dalan ngkelleng atemu

Taba aku le Turang


Mbiar aku oda ne ngkelleng atemu

Mbiar aku ilupaken kono aku

BECK #

Kade ngo ndia dalan ngkelleng atemu

Taba aku le Turang

Kade ngo ndia dalan ngkelleng atemu

Taba aku le Turang


Mbiar aku oda ne ngkelleng atemu

Mbiar aku ilupaken kono aku


Tangkas mo pikiri lebbe 

Sadike kerogin ko bamu

Ukum pergeluhenta boi ngo kucari

Ukum pergeluhenta boi ngo kucari




Jumat, 03 Maret 2023

PERIK SIDUA DUA

 Kelleng mi o Turang..

Basami o impal...

Mahan ukurku...

Mahan ukurku...

Dabuh mi abingin mu...

Dabuh mi abingin mu..


Bagi Perik sidua-dua

Bagimo nemmu kita sidua

Kabang mijihe...

Kabang mijulu...

Rebak mejihe...

Rebak mijulu...

Rebak mejihe...

Rebak mijulu...


Bagendari en mo sitahanen

Kumerna tipisni kolingku...

Mahan sa matah ukurna mendahiken aku...

Mahan sa matah ukurna mendahiken aku...


Ulang ko tangis

Ulang ko tereluh...

Kelleng ateku

mak nenge tersibar...


Kelleng i oda mersada

Tendi i mersi gemgemen..

Engget mo aku...


Kelleng mi o Turang..

Basami o impal...

Mahan ukurku...

Mahan ukurku...

Dabuh mi abingin mu...

Dabuh mi abingin mu..


Reff:

Bagendari en mo sitahanen

Kumerna tipisni kolingku...

Mahan sa matah ukurna mendahiken aku...

Mahan sa matah ukurna mendahiken aku...


Ulang ko tangis

Ulang ko tereluh...

Kelleng ateku

mak nenge tersibar...


Kelleng i oda mersada

Tendi i mersi gemgemen..

Engget mo aku...


Kelleng mi o Turang..

Basami o impal...

Mahan ukurku...

Mahan ukurku...

Dabuh mi abingin mu...

Dabuh mi abingin mu.

KELLENG MERSITEMPAHEN

Ulangg Kusoken kelleng ki

Ulang tulusi mbelgah ukurki

Tapi kuso mo dirimu

Bakune kelleng mi

Pelias mo ibagasen penarihenmu

Ulang ko merluap


Ulang mo bahan kelleng mi

Bage kelleng ni bulung terrep i

Kumerna pellin i tikki i dokken kono

Ngo kessa kelleng mi

Nggo kessa tondal ko bangku nai

Mambal kelleng mi


Oda ngo mersora kecapi

Mella oda mertali

Oda ngo merbikkas mella

Mak lot dalan na


Marang bakune pe pemahan mi turang

Sabar ngo aku

Merpengelek ukur ki pak ko turang

Giamken mobah ko


Bagi pe mpiah pemahan mi

Kugong mengkepkep ko

Tah tereluh pe turang matangki

Kugong ngo dak tercerem


Bonek atengki turang oda tersibar 

Kumerna pemahanmu

Sodip ki mendahi ko turang

Giamken mobah ko


Cipt. Maston Manik


BIDAN DESA


Lot kuidah sada bunga

Bagak janah Mbettar da

Naing mo nemmuken kupotik

Alang ngo ate da


Kundul maku mengidah sa

Menatap natap bunga i

Ise ndia turang adoi

Keppeken bidan desa


Oh angin embah tennahken

Kosikken bana ngkelleng ki

Naing katengku mengerana

Oh bidan desa ayuna


Bage mbettar bajumi mo turang

Dekket mberru rupami

Bagi mo Mbersih kellengku

Jalo mo aku le turang


Bage mbettar bajumi mo turang

Dekket mberru rupami

Bagi mo Mbersih kellengku

Mendahi ko....

Jalo mo aku le turang


Cipt. Maman Sinamo

KUSOHKEN MO

Intro

Daholi

Kusohken mo ikarina padan ta sidua

Daberru

Ku uweken pe i karina janji ta sidua



Daholi

Kepeken turang mobah ma ngo ukurmi

Kumernaken roh anak si beak i


Daberru

Kepeken turang mobah ma ngo ukurmi

Kumernaken roh ma beru si beak i


Daholi

Ho..ho..ho... Nange mpersah ni turang

Ateki pusuh ki pe enggo nceda


Daberru

O.. Ho..ho..ho... Nange

mpersah ni turang

Ateki pusuh ki pe enggo nceda


Rebakken

Mi.... Ke mo ndia diri

laus merembah ukur nceda

Ko.....no naing laus ko naing laus

Oda giam mertenah


Daholi

Giamken turang ncayur tua mo ko

Mengekutken keleng ni atemi

Daberru

Giamken turang ncayur tua mo ko

Mengekutken keleng ni atemi...


Daholi

O.. Ho..ho..ho... Nange

mpersah ni turang

Ateki pusuh ki pe enggo nceda..


Dahpli

O.. Ho..ho..ho... Nange

mpersah ni turang

Ateki pusuh ki pe enggo nceda..


Rebakken

Mi.... Ke mo ndia diri

laus merembah ukur nceda

Ko.....no naing laus ko naing laus

Oda giam mertenah


Daholi

Giamken turang ncayur tua mo ko

Mengekutken keleng ni atemi


Daberru

Giamken turang ncayur tua mo ko

Mengekutken keleng ni atemi


Giamken turang ncayur tua mo ko

Mengekutken keleng ni atemi

ULANG KITA SIRANG

 #

Ulang… ulang kita sirang turang

Oh kelleng atengki

Ulang… ulang kita sirang turang

Ulang kita sirang

##

Ulang… ulang kono lupa turang

Mi tanoh pakpak i

I si deng ngono tading turang

Berru ni puhun mi di

I si deng ngono tading turang

Tulan ni empung mi di

Reff

Mike ko laus turang, embah aku

Mike ko laus turang, engket aku

Mike… mike ko laus turang

Embah embah aku

Mike… mike ko laus turang

Engket engket aku


Intro

Back #+##+reff

Out


Cipt. Dinar Boangmanalu





Suku Pakpak dan Sejarahnya

 


Suku Pakpak berasal dari Tiga keturunan yakni :

1 . NINTURA berasal dari kata manusia raksasa(NTUARA)
2. SIMILANG ILANG berasal dari hindia
3. SINI HAJI berasal dari bangsa arap memasuki wilayah pulau jawa yg di sebut dengan wali songo memasuki barus trus turun ke wilayah ualyat pakpak.

SUKU PAKPAK TERDIRI DARI 5 TERPUK DISEBUT SUAK.

1. Suak simsim nterpuk simsim
2. Suak kppas nterpuk kppas
3. Suak pegagan nterpuk pegagan
4.Suak kelasen nterpuk kelasen
5. Suak boang nterpuk boang

DIANTARA 5 NTERPUK/SUAK TERSEBUT YANG DI SEBUT SUKU PAKPAK DAN PUNYA

1. Tanah tersendiri
2. bahasa tersendiri
3. Adad tersendri
4. Tutur tersendiri
5. Budaya tersendiri
6. Hukum tersendiri
7. Marga tersendiri
8. Ritual tersendiri

lahir nya secara alami yg telah menjadi milik pakpak turun temurun yg tidak dapat di jangkau lamanya sejak jaman purba kala.

ADAD PAKPAK

adad pakpak sipat nya dua macam
(1): ngkerja bagak
(2): ngkerja njahat

1: NGKERJA BAGAK: kerja /pesta perkawinan dan adad nya terbagi 7 macam
yaitu:
-merkata sipitu
-merbayo
-sohom sohom
-menoh kela
-memelat soki
-menada bunga rambu rambu
-maing pertabar(pesakat mabruna kalon

2:NGKERJA NJAHAT: yg di sebut adad tentang akhir kematian adad nya ada 3 macam yaitu:
-males bulung simbernaik
-males bulung sampula
males bulung ni buluh
dengan tingkat kemampuan dan usia yg meningggal dunia yg di namakan bahasa ada yaitu
1:tingkat membayar lemba berati yg meninggal sudah scayur ntua
2: bura bura cipako berati yg meninggal sudah berumah tangga
3:bura bura koning berati yg meninggal di bawah umur org dewasa.

MENGENAI PELAKSANAN ADAD
kata kunci dalam bahasa pakpak
-mengido sodip mendahi puang
-mengido gegoh mendahi brru
-mengido pengurupi mendahi dedahen dengan se beltek
-memerre serbeb mendahi pertua/orang tua

ADAD PERKAWINAN/MAHAN UTANG
memereken simpihir pihir berupa, mas,perak,kepeng secukupnya tapi oles nya harus lima
-oles inang brru -oles culkkai -oles penatum -oles lemlem nakan-oles peraleng.
inilah merupakan kewajipan dari pihak laki laki yg harus di berikan ke pihak perempuan/si per brru/puang.
setelah pihak perempuan menerima kewajiban dari pihak laki laki maka pihak perempuan wajip pula memberikan yaitu:
-nakan penjalon -penjukuti mersendihi - belagen 3 - kembal 12 - selampis baka 24
nama/glar, belagen peramak, belagen dabuhen/tabir,dinding ulu/tutup takal.
ramuan pelengkap nya yg mempunyai makna tersendiri di tambah dengan .nditak, dohomen pinahpah,lemang/ tinembu,galuh tasak, tebbu merleppk dengan beras simperbean.
ADAD NJHAHAT(KEPATEN)
yg wajip dihadapi puang yaitu:
puang bona,puang pengamaki,puang lebbe,
puang bial disebut sampe ke pembayaran lemba.
berikut nya di berikan oles 3 lembar nama nya oles sintaken,oles tatakenken,oles baubau, di tambah simpihir pihir/mas.kepeng manoh manoh/kenagen yg sipat nya misal nya kebun, sawah atau seluas tanah dan pokok tanaman durian petai,kelapa ,dll.
sipuang rasa berkewajipan memberi pihak brru yaitu:
memereken nakan pengambat,memereken nakan persirangen,memereken nakan ariari tendi ket ieket jari kikambal kambirang pake bengkuang/bahan untuk baka.
yg bermakna supaya mpihir mo tendi ket mambal sindanggel, dan di berikan beras pengkicik simpihir tendi nakan tsb tidak terlepas dari merangkap kambing,ayam.

MENGENAI BUDAYA PAKPAK
budaya pakpak terbagi 3 macam yaitu
-budaya marga-budaya lebbuh-budaya jabu

A)-budaya marga disebut pelaksanaan nya mendangger uruk yg harus menghadirkan perisang isang,pertulan tengah,damper ekur ekur,puang,bru,sicibal baleng.
di propmotori oleh sipantes ndiase,si gedang radumen ket si baso.
hal tersebut dinamakan pesta budaya sulang silima(marga tertentu)
B)- budaya lebbuh srupa diatas tapi sipat nya satu lbbuh yg di sebut sada kuta
C)-budaya jabu/perjabujabu serupadiatas sipat nya perorangan atau keluarga.
SECARA UMUM A.B.C. masing masing budaya seni yg sama.
odong odong,nagen atau nyanyian.tangis milangi dan mempunyai onong oningen misal nya
genderang,gung,klondang,sordam,kecapi,lobat,taratoa,sagasaga,genggong,kettuk.

MAKANAN DALAM KHASA BUDAYA PAKPAK

plleng,ginaruncor, nditak, tinembu,lemang, pianahpah ,ginustung, nakan pagit /nakan simalu malum, nakan serbeb nakan luah nakan pengambat.nakan ari ari tendi memere ndirabaren.

TEDDOH MERBILANG BILANG

Cipt. Abbas Kudadiri/Hilman p

Turang kekelengen

Idike ko bagendari

Teddoh ki merbilang bilang

Mendahiken ko turang


Turang beggeken mo

Sorangki terdilo dilo

Mahar ari berngin

Oda ngo ko terlupaken

Reff 1 

Nggo mo tellu tahun ndekkahna

Kita mada nenge pejumpa

Oda ngo lot kabar marang tennah

Mendahiken aku

Reff2

Nggo mo pana kono lupa

Mi padan janji ta duana

Tikki berngin sirakut rana

Bulan idi ngo saksina


Berngin si melongo

Kutatap bulan i dates

Ukurki si mayang ayang

Kumerna mata mada tertunduh




IBIDING LAE UNE

 



Soh NGO mendena tikki 

Sinderang kita kundul sidua dua

Kundul kita i BABO baru i 

 I Lae une Tanoh manik i 


Isi kudokken ukurki bamu Turang

Odalot Kade pe ruap i ikurmi

Pellin tercerem NGO ko kuidah i

Ikepes Kongo duana tangan Ki


Reff

Lae si mbirsak pe merkurpak

Mendengkoh Sorang Ki

Ket manik manik pe merende

Tenggung sorana i 

Reff

Ingo magahken Tuhu Keppe

Ibas padanya i

Asa sirakut mo.... sirakut

Ibages kelleng.......ng


#

Oda terasa enggo cibon biarin

Mataniari pe enggo laus mi kecunduten

Tercerem ia ciboni mibalik delleng i

Isi menoto dalam mi simerpara i 

Kembali ke #

Reff 1

Reff 2 


Enggo ndekkah kalohon tikki i 

Lalap terenget Soh mi bagendari

IM nderang kita simatah daging i

IM nostalgia i Lae une i 

Intro

IM nostalgia i lae une i . 








Cipt. ESRON kaloko / Hilman p


TIKAN ARNIA

 Cipt. Hilman Padang

#

Tikan arnia tikanna kita kedek kedek

Rebak mi juma rebbak rebbak menapu kopi

I sidikalang kuta sukuten I tanoh keppas i

I si ngo merpulung karina denganta

Mergait gait kita si dua


Reef

I dike ngo ko turang

I dike kono bagendari

Tah i Simsim ngo ndia i kelasen kunu ko

Soh bagendari ukurki terkuso-kuso

##

Dahari ngo ndia 

ndorok nola kita jumpa

Palum teddohku malum ukurku

Mella kuidah ko turang 

Balik ke #

Reff 

##

Intro out