Diawal kisah diceritakan , bahwa naga Jambe ialah seorang saudagar pedagang yang datang dari India , berniaga ke tanah Baros Pelabuhan kecil Barus, yang terletak di pantai barat laut provinsi Sumatera Utara menghadap ke Samudra Hindia yang luas.
Naga Jambe ialah sebutan setelah di Pakpak , namun nama aslinya tidak kita ketahui masih dalam pencarian . Naga Jambe memulai perjalanannya dari Baros menuju Banua harhar , yang sekarang jambu Rea , kecamatan sempat rube Pakpak Bharat, didomisili oleh marga Padang .
Awal kisah naga Jambe mulai berniaga dengan memakai jasa marga Naibaho sebagai penerjemah bahasanya , mereka bertemu dibanua harhar , karena kedekatan mereka dengan marga Naibaho , sering Naibaho menyebut bahwa naga Jambe adalah anaknya .
Setelah sekian tahun berniaga didaerah Baros dan pajak Banua harhar ( jambu Rea ) , sampailah mereka ke kampung tungtung batu kecamatan Silima pungga pungga kabupaten Dairi .
Disinilah perjalanan cinta naga Jambe , sehingga naga Jambe pun jatuh hati kepada anak marga saraan , setelah naga Jambe menaruh hati kepada Beru saraan , mereka pun mantap untuk melanjutkan pernikahan , lalu pernikahan pun terjadi , dengan adat mereka pada jaman itu .
Setelah pernikahan terjadi merekapun kembali ke Banua harhar , disana mereka merencanakan bermukim di sicike cike , karena memang letak geografis Sicike-cike sangatlah dekat dengan Banua harhar . Agar naga Jambe lebih mudah berniaga ke Banua harhar . Dari Pernikahan naga Jambe dan Beru saraan , lahirlah anak mereka Ujung , Angkat, Bintang dan satu Putri Bernama NANTAMPUK Emas .
Setelah beberapa pulu tahun tinggal disicike cike , putra dan putri naga Jambe sudah mulai besar , malang tak dapat diduga untung tak dapat diraih , naga Jambe pun kembali menikah dengan putri raja Padang dari Banua harhar , pada masa itu berapa jauh jarak perjalanan yang harus ditempuh dengan berjalan kaki . Sehingga naga Jambe pun sudah jarang pulang kesicike cike . Setelah menikah Dengan Beru Padang mereka pun tinggal di Banua har har .
Dari pernikahan naga Jambe dan Beru Padang , lahirlah anak mereka yang bernama : Capah , Kudadiri, Gajah Manik dan terakhir ialah sinamo . Namun naga Jambe tetap mehasiakan kalau Naga Jambe bapak dari Sipitu marga , ternyata punya istri selain Beru Padang .
Setelah dia mengumpulkan anaknya dan istrinya Beru Padang , naga Jambe pun berkata " anak di kampung Sicike-cike sana ada kluarga kalian , ada Abang dan kakak kalian , pergilah kesana , mendengar itu , Beru Padang istri naga Jambe pun kaget , namun istri kedua naga Jambe ini merupakan istri yang kuat dan tegar , walau demikian adanya , dia tetap mendukung kepada anaknya agar menjumpai keluarganya anak dari istri pertama.
Maka dikemudian hari , istri naga Jambe pun mempersiapkan mereka agar berangkat menuju Sicike-cike, sementara itu berru Padang mempersiapkan oleh oleh untuk diberikan kepada saudara dan ibu mereka .
Namun ditengah lelahnya perjalanan tersebut dan jauhnya jarak yang mereka tempuh, ke empat anak dari berru Padang itu pun mulai lelah , haus dan lapar , sambing mereka beristirahat, ada salah satu dari mereka penasaran dan ingin membuka bingkisan tersebut , namun sentak semua sepakat untuk membukanya , langkah terkejutnya mereka ketika melihat yang mereka bawa adalah makanan yang begitu lebat , sambil terheran mereka pun berkata , betapa mulianya ibu kita ini , walau hatinya sedang terluka , dia tetap sayang kepada orang yang akan kita jumpai ini kata mereka sambil membuka makanan tersebut satu persatu , namun dengan perasaan lapar mereka , begitu juga makanan yang sangat lejat ada didepan mereka , mereka pun memakan bekal tersebut , sampai habis , hingga meninggalkan tulang belulang saja . Sambil berkata mereka bilang " sudah tutup saja kembali bekal itu , lagian kita pun blm tau siapa yang mau kita jumpai , kata salah seorang dari mereka , lalu mereka pun melanjutkan perjalanan kembali , sesampainya di Sicike-cike mereka pun bertemu dengan berru saraan dan ke empat anak dan putrinya . Mereka pun memperkenalkan diri satu persatu , lantas mendengar pernyataan mereka , berru saraan pun sedih namun gembira , namun tanpa mereka sadari bakul makanan tersebut pun tetap diberikan kepada istri naga Jambe Beru saraan , dan betapa terkejutnya dia , bahwa ternyata yang dia lihat hanya tulang belulang makanan sisa dari makanan yang mereka makan tadi . Seketika neru saraan pun bersedih , dan diapun berdoa kepada sang pencipta alam semesta ini " oh le empung simende basa , kasa NGO bagen pengakapen Ken , bgi mo lejjana aku kipebelgah dukak en Karina , Keppe bagen mo roh bangku " Beru saraan pun berdoa sampai malam , tapi hal yg tidak disangkapun terjadi , dari air mata Beru saraan pun makin membesar dan membuat seluruh kampung banjir , hujan pun turun siang dan malam , dan ke empat anak itu pun dipaksa Beru saraan pulang , hujan semakin lebat dan tidak kunjung berhenti hingga 7 hari 7 malam lamanya , hingga banjir pun datang dan semua seisi kampung Sicike-cike pun mulai mengungsi menjauh dari kampung tersebut . Banjir pun terjadi hingga sidikalang dan parongil . Dan Beru saraan pun menghilang bersamaan dengan terbentuknya pea / danau Sicike-cike, danau di atas perbukitan .
Mereka pun terus berjalan , pada akhirnya mereka pun sampai di Pasar lama , disinilah awal mula kota sidikalang .
Naga Jambe part III
Naga ajambe part II
Naga Jambe part I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar