Minggu, 26 Maret 2023

Penanggalan dan perhitungan hari hari suku pakpak


Sebelum masuknya ilmu pengetahuan atau biasa disebut shine , tentunya manusia jaman dahulu tetap memiliki ide untuk mempermudah kegiatannya sehari hari . Baik dalam bekerja dan menentukan suatu masa atau waktu dan penanggalan hingga kurun waktu yang sangat lama . Mulai dari jam ,hari, bulan , tahun dan abad dan masih banyak lagi . 


Namun kali ini kita akan bahas proses atau cara yang dilakukan oleh suku pedalaman pulau Sumatra . suku Pakpak yang terletak di daerah kabupaten Pakpak Bharat , Dairi , Samosir , Humbahas dan Aceh Singkil . Penanggaalan atau kalender Pakpak pada mulanya dihitung dari lobang sebuah tempurung yang sebelumnya telah dilobangi sebanyak 30 lobang. Setiap lobang diisi dengan seutas tali yang kemudian setiap hari tali tersebut ditarik sampai kemudian semua lobang kosong, dan seterusnya diisi kembali. Setiap penarikan tali dilakukan penyebutan harinya . Jika secara umum kita mengetahui penanggalen dinyatakan dengan angka, maka pada masyarakat Pakpak hanya dikenal nama hari saja, Sesuai dengan jumlah lobang sebanyak 30 maka hari dalam Pakpak terdiri dari 30 hari saja. 


 Berikut nama nama hari pada suku Pakpak antara lain : 


1. Adintia,2

 Suma, 3. Anggara, 4. Budaha, 5. Beraspati, 6. Cikerra, 7. Belah naik, 8. Adintia naik, 9

 Suma sibah, 10. Anggara sepuluh, 11. Budaha mengadep, 12. Beraspati tangkep, 13. Cikerra purnama, 14. Belah Purnama Tula, 15. Suma Teppik, 16. Anggara Kolom, 17. Budaha Kolom, 18. Beraspati Kolom, 19. Cikerra duapuluh, 20. Bel lah Turun, 21. Adintia Anggara, 22. Sumani ma te, 23. Anggara Bulubana, 24. Budaha selpu, atau budaha mddem, 25. Beraspati Gok, 26. Samisara bulan ma te, 27. Dalan bulan kurung. 28. Budaha selpu = budaha meddem, 29. sedangkan cikerra = cukerra. 30. Samisara bulan ma te = Samisara ma te bulan.


Dari keseluruhan hari tersebut memiliki banyak arti secara tersendiri , biasanya dalam kebiasaan orang Pakpak hari tersebut akan dibagi lagi menjadi berapa bagian , Misalnya kalau ada yang ingin melakukan hajatan , pesta, membangun rumah, musim bercocok tanam , atau kegiatan baik lainnya . maka penanggalan akan dilihat kembali , dicocokkan dengan nama hari tersebut , dan hal ini juga sama dengan primbon pada Jawa atau di daerah Toba pada umumnya . Kepercayaan masyarakat adat Pakpak tetap menjaga warisan leluhur ini , dengan penuh harapan hajat yang akan dilaksanakan tidak mendapat halangan buruk . kendati demikian tidak sedikit pula yang sudah melanggarnya , seiring kemajuan teknologi. 


selanjutnya kita akan membahas tentang bagaimana masyarakat adat Pakpak menentukan masa waktu dalam kehidupan sehari harinya . 


Dalam ukuran waktu secara internasional dan nasional diketahui bahwa satu hari dan satu malam terdiri dari masing-masing 12 jam. Dengan demikian satu hari satu malam adalah 24 jam. Sedangkan pada masyarakat Pakpak dalam satu hari dikenal (5) ketika dan satu malam juga (5) ketika. Satu hari satu malam adalah (10) ketika dimana jarak antara satu ketika dengan ketika lain adalah masing-masing 2 jam 14 menit. Ketika tersebut dinamai sebagai berikut : 

1. Keke Matawari. Terbit matahari , 

2. Rungrung gelang-gelang, mungkin ini bisa disebut waktu pagi atau waktu duha . 

 3. Ceger Ari , matahari mulai panas  

4. Cibon = sore hari 

 5. Kandang Kerbo. Masa memasukkan kerbo ke kandang 

6. Tangkep Koden , merupakan habis jam masak dan Periuk sudah disimpan. 

 7. Sipeddem anak-anak , jam waktu anak anak tidur 

 8. Tengah berngin , atau biasa dibilang jam larut malam 

9. Takuak manuk sekali , kebiasaan ayam berkokok tengah malam 

10. Takuak menjejeri. Ayam berkokok dipagi hari 


Penyebutan ini cenderung diambil dari masa satu kegiatan atau peristiwa yang dilakukan sehari-hari, dan keadaan atau posisi mata hari. Pagi misalnya disebut keke matawari atau ketika matahari mulai bangkit dan terlihat, Kandang kerbo dimaksudkan masa untuk mengkandangkan kerbo, kemudian Tangkep koden dimaksudkan masa setelah selesai memasak nasi sehingga periuk sudah dicuci atau dibersihkan dan dibalikkan, atau sipeddem anak-anak dimana waktu ini dinamai sebagai masa anak-anak tidur. juga nama-nama lainya.


Demikian nama hari dan jam yang sering dilakukan masyarakat adat Pakpak yang terletak di Sumatera Utara dan Aceh . Semoga dengan mengetahui kebiasaan orang Pakpak kita lebih memahami Pakpak yang sebenarnya . Dan juga sebagai pembelajaran bagi generasi penerus suku Pakpak . Apa bila terdapat kesalahan , mohon diberi masukan dan saran dengan cara komen pada video ini . Dan jangan lupa jaga selalu kesehatan dan selamat menjalankan aktivitas, jangan lupa subscribe,like komen dan bagikan video ini . Kerna itu gratis agar lebih mendukung channel ini. 


Lias a te 

Njuah njuah banta Karina . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar